Puasa Syawal dan Upaya Besar Meraih Taqwa
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh” [1]. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hal ini karena satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan, maka hitungannya bisa menjadi setahun.
ﻣَﻦْ ﺻَﺎﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺛُﻢَ ﺃَْﺗﺒَﻌَﻪُ ﺳِﺘًّﺎ ﻣِﻦْ ﺷَﻮَّﺍﻝٍ ﻛَﺎﻥَ ﻛَﺼِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﺪَﻫْﺮِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh” [1]. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hal ini karena satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan, maka hitungannya bisa menjadi setahun.
Kesempatan terbaik datang pada hari-hari di bulan
ini. Kesempatan untuk menyempurnakan ibadah puasa ramadhan. Hanya dengan
menambah puasa 6 hari kita sudah seperti puasa selama setahun. Ini adalah
tawaran menarik dari Allah.
Puasa paling penuh adalah ramadhan, setiap hari
kita berpuasa. Namun di bulan-bulan selanjutnya kita dilarang puasa sepenuh
itu. Paling mentog adalah puasa dawud, sehari puasa sehari tidak. Dan tentu
saja pada hari-hari tasyriq (ied) kita dilarang puasa. Jadi tidak mungkin kita melaksanakan puasa tiap hari selama setahun.
Ini lah kesempatan kita. Hanya dengan 6 hari puasa
syawal. Seolah kita puasa selama setahun. Puasa yang tidak mungkin kita
lakukan. Sungguh rugi sekali bila kita melewatkannya.
Ini lah kemurahan Allah. Kemurahan yang diberikan
pada hamba-Nya yang sudah melaksanakan puasa ramadhan. Kemurahan Allah ini,
membantu diri kita menyempurnakan taqwa. Taqwa yang kita bangun selama ramadhan
dalam diri kita, akan memasuki penyempurnaan dalam 6 hari syawal.
0 comments:
Post a comment