Bertahan di Masa Pandemi Covid -19
Kita Generasi yang Terpilih untuk Menjalani Kehidupan di Masa Pandemi
Setiap generasi mengalami episode
kehidupan yang berbeda. Kita bersama masyarakat dunia saat ini sedang mengalami
kehidupan di masa pandemi Covid-19 . Banyak perubahan yang terjadi di masa
pandemi. Dulu saat menjelang hari Raya idul Fitri kita bersiap-siap menyambut
kedatangan saudara-saudara kita yang merantau untuk pulang kampung “mudik” .
Toko, warung makan, pedagang pasar bersiap-siap omsetnya naik beberapa kali
lipat dengan adanya peristiwa mudik ini, namun sudah dua kali hari raya Idul
Fitri dua tahun ini hal itu tidak terjadi. Berita-berita kemacetan saat arus
mudikpun tidak terdengar lagi. Interaksi sosial dan kegiatan kemasyarakatpun
dibatasi. Beribadah , bersekolah, olah raga, hajatan dan lain-lain tidak lagi
bebas, semua serba dibatasi. Pandemi memaksa kita untuk menjalani kehidupan
dengan kebiasaan kebiasaan yang baru. Tidak setiap generasi mengalami keadaan
ini, kitalah yang terpilih untuk menghadapi keadaan pandemi ini. Dan kita
yakin insyaAllah kita mampu menghadapinya
. Kita renungkan potongan Ayat AlQur’an surat Al Baqarah ayat 286 ini
Meluruskan Sudut Pandang
Banyak pemikiran dan pandangan yang bisa kita simak, apalagi di media sosial mensikapi pandemi ini.Tentu beragamnya pandangan itu berangkat dari sudut pandang yang beragam pula. Ada yang dengan pendekatan sudut pandang ilmu pengetahuan, ada yang dengan sudut pandang keimanan dan ilmu keagamaan, ada yang dengan sudut pandang keyakinan yang sumbernya tidak jelas dll. Pro kontra terjadi dan menjadikan masyarakat menjadi terombang-ambing dan ada kebingungan masyarakat untuk mensikapi pandemi ini. Maka sebagai insan yang beriman dan bertaqwa tentu kita akan menjadikan sudut pandang keimanan dan ilmu keagamaan sebagai referensi utama dengan tidak mengabaikan ilmu pengetahuan yang merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia yakni berupa kemampuan untuk memahami ketentuan –ketentuan Allah atas alam ini dan memanfaatkannya untuk mengolah alam ini untuk kepentingan manusia.
Kembali kepada Seruan para Nabi dan Rasul
untuk mentauhidkan Allah
Ketika peradaban
manusia pada suatu masa mulai melupakan
Allah sehingga manusia menjadi lupa akan jati dirinya sebagai makhluq
yang diciptakan Allah, sebagai Abdulah
hamba Allah yang memiliki kewajiban untuk beribadah dan menghambakan diri hanya
kepada Allah, sebagai Khalifatullah yang bertugas membuat perbaikan di muka
bumi ini dan bukan membuat kerusakan, maka Allah menurunkan nabi dan rasul Nya
untuk menyeru manusia kembali kepada Allah, mentauhidkan Allah dan memenuhi
kewajibanya sebagai makhluq, hamba , dan khalifah Nya. Sebagai umat akhir zaman
yang sudah diturunkan nabi dan rasul yang terakhir yakni rasulullah Muhammad
SAW maka tugas kita adalah mengikuti petunjuk Allah yang dibawa oleh rasul terakhir.
Rasulullah SAW bersabda : “Aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selamanya selama berpegang dengan keduanya, yaitu Kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnahku”. (HR al-Hakim)
Apapun ujian yang
kita hadapi dalam kehidupan di dunia ini maka kita harus senantiasa berpegang
pada Kitab suci AL Qur’an dan Sunnah rasulullah Shalallahu ‘alihi wa salam,
agar kita tetap berada di jalan yang lurus dan tidak tersesat. Pandemi Covid
merupakan tanda tanda kebesaran Allah, bagi orang beriman pandemi ini adalah
ujian dan peringatan agar bersabar, agar tidak sombong , dan lebih bersemangat
untuk semakin mendekat kepada Allah, bersungguh-sungguh bertawakal dan
mengharapkan pertolongan dan perlindungan dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Kita
renungkan ayat Allah di dalam AlQur’an surat At Taubah ayat 51
Katakanlah:
"Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan
Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal."
Ikhtiar untuk Bertahan di Masa Pandemi
Kita yakin
sepenuhnya bahwa apa yang ada di muka bumi, di langit, di antara keduanya dan
di bawah bumi adalah ciptaan Allah, milik Allah dan dalam pemeliharaan dan
pengendalian Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka setiap kejadian termasuk pandemi
ini tidak terlepas dari kehendak Allah dan menjadi tanda-tanda kebesaran dan
kekuasaan Allah. Bagi orang beriman setiap kejadian menjadi pelajaran yang akan
semakin meningkatkan keimanannya terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Infeksi
virus corona ini hanya akan mengena pada orang yang dikehendaki Allah dan tidak
akan mengena orang yang tidak dikehendaki oleh Allah. Dari sudut pandang lain
manusia diberikan kemampuan oleh Allah untuk mempelajari hukum – hukum tentang
alam ini termasuk terkait dengan virus yang kita sebut dengan ilmu pengetahuan.
Dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya manusia merumuskan cara mengantisipasi
agar tidak terinfeksi oleh virus, meningkatkan kekebalan tubuh terhadap infeksi
virus dan menangani orang-orang yang terinfeksi oleh virus. Hal bijak yang perlu
dilakukan adalah mengikuti rekomendasi ilmu pengetahuan untuk berikhtiar
mencegah penularan virus dengan protokol kesehatan, meningkatkan
imunitas/kekebalan tubuh , dan berikhtiar berobat secara medis jika terinfeksi
virus dan menimbulkan gejala sakit. Namun sebagai orang yang beriman harus
yakin sepenuhnya akan takdir dan kekuasaan Allah , ikhtiar berupa mendekatkan
diri kepada Allah dengan senantiasa bertaubat dan memohon ampun kepada Nya,
meningkatkan ketaatan menjalankan perintah Nya serta menjauhi larangan Nya ,
berdo’a dan mehohon perlindungan dari Nya, dan bertawakal kepada Nya merupakan
ikhtiar yang semestinya dilakukan.
Dengan adanya
pandemi ini juga memberikan dampak disektor-sektor kehidupan yang lain seperti
perekonomian, pendidikan, sosial dll. Interaksi sosial dibatasi, sektor usaha
banyak yang mengalami penurunan usaha dan pengurangan karyawan bahkan tidak
sedikit yang gulung tikar, pengajian dan ibadah juga terbatasi yang bisa
berdampak penurunan kualitas keimanan. Dengan kondisi seperti ini apakah kita
harus menyerah dengan keadaan, memuaskan diri dengan berkeluh kesah dan
menyalahkan keadaan, tentu tidak..., kita harus yakin bahwa setiap masalah
pasti ada jalan keluarnya , Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Kita diwajibkan untuk berikhtiar sesuai dengan kemampuan
kita.
Beradaptasi dan Berinovasi
Kita harus bisa
menerima keadaan pandemi ini sebagai kenyataan, sebagai takdir Allah, sebagai
ujian dan peringatan Allah untuk kita. Maka kita harus bisa menerima takdir
Allah ini dan tetap berhusnudzan kepada Allah, menghindari banyak berkeluh
kesah , bahkan harus senantiasa bisa bersyukur kepada Allah. Bersabar atas
keadaan pandemi ini membuat hati dan pikiran kita insyaAllah akan menjadi lebih
tenang. Rasa optimis akan muncul dan akan menjadi kondisi yang optimal untuk
munculnya gagasan-gagasan kreatif. Coba kita cermati di tengah situasi pandemi
ini banyak muncul usaha-usaha kreatif . Ada orang yang kehilangan pekerjaan
karena dampak dari pengurangan karyawan di perusahaan, namun dia tidak menyerah
dan merintis usaha online dan hasilnya tidak kalah dari gaji dia ketika bekerja
di perusahaan. Ada sektor – sektor usaha yang di saat pandemi ini justru
usahanya mendapatkan momentum untuk berkembang pesat. Itu contoh di bidang
ekonomi , di bidang pendidikan juga muncul inovasi-inovasi baru agar mampu
beradaptasi di masa pandemi ini. Sektor – sektor yang lain saya kira juga
hampir sama, kemampuan beradaptasi dan berinovasi menjadi kunci untuk bisa
bertahan bahkan berkembang di masa pandemi ini. Kemampuan beradaptasi ini
ditopang oleh cara pandang yang positif dan husnudzan terhadap takdir Allah.
Kita renungkan ayat Allah di dalam Al Qur’an surat al-insyirah
Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan
Maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
Yakinlah di balik
kesulitan ada kemudahan, teruslah berbuat , berikhtiar dengan sungguh-sungguh ,
dan hanya kepada Allah kita berharap . Maka hidup ini kita harus senatiasa
berupaya, berikhtiar dengan sungguh sungguh tidak boleh berhenti
berikhtiar sebagai bentuk pemenuhan
kewajiban kita kepada Allah dan selanjutnya kita bertawakal kepada Allah yang
ditangan Nyalah segala kebaikan. Allah maha berkuasa atas segala sesuatu, Allah
memiliki kehendak yang kehendaknya tidak bisa dihalang-halangi oleh siapapun. Maka kita orang beriman tidak
boleh bergantung pada ikhtiar kita namun hanya kepada Allahlah semestinya kita
bergantung . Jika kita diuji dengan keberhasilan/kelapangan maka kita tidak
sombong , namun kita mampu untuk bersyukur dan jika sedang diuji
kegagalan/kesempitan kita tidak banyak berkeluh kesah , putus asa apalagi
ingkar akan ni’mat Allah, namun kita mampu bersabar dan tidak kehilangan
harapan akan pertolongan Allah.
Semoga kita
dengan ujian pandemi ini terpilih menjadi orang orang yang beruntung dengan
semakin dekat kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, diberikan kemudahan oleh
Allah untuk melalui masa pandemi ini dengan aman, mendapatkan tambahan karunia
dari Allah dan bisa lebih bermanfaat untuk umat dan masyarakat. Aamiin.
0 comments:
Post a Comment